Saat Menag Jadi Komentator Aksi Asia

By Admin

nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin didapuk menjadi salah satu komentator pada malam Grand Final Aksi Asia yang digelar stasiun televisi Indosiar, Sabtu (24/6) dini hari. 

Menag hadir menjadi komentator tamu di ajang pencarian bakat menjadi dai yang diikuti oleh peserta yang berasal dari sejumlah negara Asean di antaranya, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. 

Tiga finalis tampil pada grand final Aksi Asia tersebut, yaitu; Zaky Mubarok (Indonesia), Rozi Harun (Malaysia), dan satu finalis perempuan Mumpuni Handayayekti (Indonesia). Menag berkesempatan menyampaikan penilaiannya atas penampilan peserta Rozi Harun yang menyampaikan materi pilihan pemirsa @tiararizki melalu media sosial Twitter tentang Apa Sajakah yang Layak Dilakukan Umat Islam dalam Merayakan Idul Fitri. 

Menag mengatakan, dirinya takjub menyaksikan penampilan peserta dari Malaysia ini, yang dalam penampilannya mengusung tema Idul Fitri. 

“(Penampilan) Saudara Rozi Harun, Subhanallah, saya sangat takzub menyaksikannya karena Saudara Rozi ini mampu tampil lepas tanpa beban , isi ceramahnya sangat mengena , meskipun temanya baru saja ia ketahui . Ini menunjukkan wawasannya yang cukup baik , artikulasi, ekpresi, dan olah tubuhnya juga sangat baik, saya sangat takjub. Mudah-mudahan masa depannya semakin cerah dalam ikut mensyiarkan ajaran Islam,” ujar Menag terkesan. 

Menag juga mengaku terkesan atas penampilan Rozi Harun yang menyampaikan kekhasan masyarakat Melayu , masyarakat Nusantara dalam bertakbir. Menurutnya, ini menarik, karena berbeda dengan bangsa-bangsa lain, kita dalam bertakbir itu terbiasa untuk bagaimana dengan nada dan intonasi yang tidak jumawa , tapi justru menunjukkan kerendahatian kita. 

“Dan itu sesungguhnya hakekat takbir, jadi hanya Allah Yang Maha Besar, dan kita sangat kecil, dan itu ditunjukkan dengan kekhasan kita dengan ekpresi yang sedih, ini sesuatu yang menarik, bahwa takbir itu ungkapan atau ekspresi bahwa hanya Allah Swt Yang Maha Besar dan kita sangat kecil,” ungkap Menag. 

Sebelumnya Menag menyampaikan dan mengapresiasi program Aksi Asia ini yang menghadirkan sejumlah dai atau mubaligh atau penceramah yang mereka tidak hanya bisa kita tonton sebagai sebuah tontonan tapi juga berisi tuntunan. 

“Program ini menurut hemat saya berhasil menggabungkan dua hal prasyarat bagi dunia pertelevisian kita di mana program ini harus mengandung tuntunan dan sekaligus menjadi tontonan yang menarik,” ujar Menag. 

Menag diakhir grand final, menyerahkan hadiah bagi Juara Pertama Aksi Asia yang diraih oleh Mumpuni Handayayekti (Indonesia) seorang mahasiswa IAIN Purwokerto yang berhasil memperoleh raihan nilai tertinggi dari dewan juri, menyusul Rozi Harun (Malaysia) dan Zaky Mubarok (Indonesia) masing-masing diperingat kedua dan ketiga.(p/ab)